Celakalah bagi Mereka yang Lebih Mengutamakan Dunia daripada Akhiratnya
Sifat cinta terhadap dunia dan terlalu mengutamakan urusan dunia merupakan sumber dari kehancuran agama seseorang. Ketika seseorang lebih condong ke urusan dunia, maka sudah pasti ia akan melalaikan urusan akhirat dan agamanya. Perhatikanlah orang-orang di zaman sekarang, sangat sedikit orang-orang yang mau untuk mempelajari agamanya dengan baik. Kebanyakan mereka disibukkan dengan mencari dunia dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya.
Bahkan, tidak sedikit di antara mereka yang menempuh cara-cara yang melanggar syariat Allah Ta’ala hanya demi mendapatkan dunia. Padahal dunia itu semakin dikejar maka akan semakin membuat seseorang haus akan dunia, dan ia akan selalu merasa tidak cukup puas dengan apa yang dimilikinya. Jika seandainya manusia diberikan satu lembah harta, maka niscaya ia akan menginginkan untuk bisa memiliki yang lebih dari itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَلَوْ كَانَ لِابْنِ آدمَ وَادٍ لَأَحَبَّ أَنْ يَكُوْنَ إِلَيْهِ ثَانٍ، وَلَوْ كَانَ لَهُ وَادِيَانِ لَأَحَبَّ أَنْ يَكُوْنَ إِلَيْهِمَا ثَالِثٌ، وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدمَ إِلَّا التُّرَابُ
“Jika seandainya manusia memiliki satu lembah harta, sungguh ia akan berambisi untuk memiliki lembah yang kedua. Dan seandainya ia memiliki dua lembah harta, maka sungguh ia akan berambisi untuk memiliki yang ketiga. Dan tidak ada yang membuat penuh perut manusia (puas) kecuali tanah (mati).” (HR Ahmad dan Ath-Thabrani, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1639)
Dari hadits tersebut, kita mengetahui bahwa sifat asli kebanyakan manusia adalah tamak terhadap harta dan dunia. Dan hanya orang-orang yang diberikan rahmat oleh Allah sajalah yang bisa selamat darinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menjelaskan di dalam Al-Quran bahwa harta benda itu merupakan fitnah atau cobaan untuk segenap manusia. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللهُ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS At-Taghabun [64]: 15)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ
“Sesungguhnya setiap umat itu mempunyai fitnah. Dan fitnah yang menimpa umatku adalah harta.” (HR Ahmad)
Para ulama menjelaskan bahwa tujuan Allah menjadikan harta sebagai fitnah dan cobaan bagi manusia adalah untuk mengetahui siapa di antara hamba-hambaNya yang taat dan siapa yang ingkar serta cenderung mengikuti hawa nafsunya terhadap dunia. Dan tentu saja, Allah akan memberikan balasan pahala dan kenikmatan surga kelak di hari kiamat kepada hamba-hambaNya yang selamat dari fitnah dunia. Sebagaimana Allah akan memberikan siksaan neraka kepada mereka yang lebih memilih dunia daripada akhiratnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ، أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Hud [11]: 15-16)
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa mereka yang lebih mengutamakan kesenangan dunia, baik itu dengan wanita, anak-anak, emas, perak, hewan ternak, dan yang lainnya, maka akan Allah berikan seluruh jatahnya di dunia tanpa dikurangi sedikit pun. Namun, hal itu merupakan akhir dari kenikmatan dan kesenangan mereka. Kelak di akhirat, mereka akan kekal di dalam neraka dan tidak akan bisa lari dari adzab Allah Ta’ala, serta mereka tidak akan mendapatkan balasan lagi (kecuali neraka). (Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, cetakan Ad-Daru Al-‘Alamiyyah, halaman 501.)
Allah Ta’ala juga berfirman:
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ، الَّذِي جَمَعَ مَالاً وَعَدَّدَهُ، يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ، كَلَّا لَيُنبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ
“Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sungguh dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam (Neraka) Huthamah.” (QS Al-Humazah [104]: 1-4)
Semoga Allah Ta’ala menyelamatkan kita dari fitnah dunia dan menjadikan kita hamba-hambaNya yang lebih mengutamakan perkara akhirat daripada dunia. Karena kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal dan sifat mengutamakan dunia merupakan sifat orang-orang kafir. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا، وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
“Tetapi kalian (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS Al-A’la [87]: 16-17)
Referensi:
– Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
– At-Taisir Al-Karim Ar-Rahman fi Tafsir Al-Kalam Al-Mannan, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di
– Al-Washaya, Syaikh Abu ‘Abdillah Al-Harits bin Asad Al-Muhasibi
– Dan sumber lainnya
– Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
– At-Taisir Al-Karim Ar-Rahman fi Tafsir Al-Kalam Al-Mannan, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di
– Al-Washaya, Syaikh Abu ‘Abdillah Al-Harits bin Asad Al-Muhasibi
– Dan sumber lainnya